10 Mitos Menyesatkan Tentang Gula yang Perlu Diketahui
3. Gula menyebabkan hiperaktif
Mitos ini sudah dipercaya sejak lama, bahwa gula bisa menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Faktanya, ada penelitian yang luas tentang hubungan antara gula dan hiperaktivitas, dan tidak ada hubungan yang ditemukan di antara keduanya. Sekelompok peneliti meninjau beberapa studi terkemuka dan menyimpulkan bahwa gula dalam makanan anak-anak tidak mempengaruhi perilaku mereka, terlepas dari sub-kelompok kecil anak-anak.
Menariknya, studi lain yang dipublikasikan dalam Journal of Abnormal Child Psychology, meminta ibu dari anak laki-laki yang mereka anggap “sensitif-gula” untuk menilai perilaku anak-anak mereka setelah mereka diberi soda. Para ibu yang anak laki-lakinya diberi soda bergula tersebut menganggap perilaku anak-anak mereka lebih hiperaktif daripada anak laki-laki yang diberi soda dengan pemanis buatan. Kunci penelitian ini adalah bahwa semua anak tersebut diberi minuman berpemanis buatan, yang berarti bahwa perilaku tersebut lebih didasarkan pada persepsi ketimbang gula.
2. Gula bisa menyebabkan obesitas
Banyak orang menyejajarkan obesitas dengan gula: permen, es krim, kue-kue, dan sejenisnya. Jika Anda gemuk, Anda mungkin berpikir bahwa Anda terlalu banyak makan makanan manis. Mereka yang sedikit lebih berpengalaman dalam hal gizi sering memberi peringatan tentang makan terlalu banyak makanan berpati (kentang, nasi, sereal) karena tubuh akan mengubah pati menjadi gula -dan makan gula akan menyebabkan kegemukan. Namun, hal ini tidak benar, sebab jika ini benar, maka orang-orang yang makan banyak nasi (katakanlah orang Jepang) atau pasta (orang Italia) akan menjadi orang-orang paling gemuk di dunia. Tapi faktanya, mereka tergolong sebagai orang-orang terlangsing di dunia.
Jika Anda makan banyak makanan manis, seperti kue dan kukis, serta minum soda manis dan jus, Anda akan menambah berat badan. Tapi itu karena Anda menelan banyak kalori, bukan karena gula secara inheren menggemukkan Anda. Jika hitungan kalori Anda secara keseluruhan berada dalam kisaran yang sehat, makan gula tidak akan membuat Anda gemuk.
1. Gula menyebabkan diabetes
Salah satu mitos terbesar tentang gula adalah bahwa gula bisa menyebabkan diabetes. Kesalahpahaman ini mungkin terjadi karena kadar gula darah penderita diabetes seringkali tinggi, sehingga mereka harus mengontrol asupan gula mereka. Tapi secara umum, tidak ada penyebab dan akibat langsung antara konsumsi gula dan pengembangan diabetes, dengan satu pengecualian.
Ada tiga jenis utama diabetes:
– Diabetes tipe 1 berkembang jika pankreas tubuh Anda tidak dapat membuat insulin. Insulin adalah hormon yang mengambil gula dari makanan yang kita makan dan memungkinkannya untuk masuk ke jaringan tubuh, di mana tubuh kita dapat menggunakannya sebagai bahan bakar atau energi.
– Jika pankreas membuat insulin tapi tidak cukup atau tidak bekerja dengan benar, maka Anda akan menderita diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada orang yang kelebihan berat badan, tidak aktif, dan makan diet tinggi kalori dari sumber manapun, bukan hanya permen.
– Beberapa wanita hamil mengalami diabetes gestasional ketika perubahan hormonal dari kehamilan mempengaruhi cara insulin mereka bekerja.
Jadi apa pengecualian untuk hubungan antara gula-diabetes? Orang yang secara teratur mengonsumsi banyak minuman manis (soda, minuman buah) lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes tipe 2. Tentu saja, banyak orang yang menggemari minuman manis akan kelebihan berat badan dan makan makanan rendah gizi, dua faktor yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2, tetapi studi menunjukkan bahkan mereka yang langsing dan makan makanan sehat lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes jika mereka juga minum banyak minuman manis. Jadi jelas sudah bahwa gula bukanlah penyebab utama diabetes seperti yang kita kira sebelumnya.