Mengapa Soda Sangat Buruk bagi Penderita Sakit Kronis?
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu akrab dengan minuman soda. Minuman ini segar, murah, dan tersedia di mana-mana. Tapi tahukah Anda, minuman soda sebenarnya mengandung obat-obatan berbahaya. Minuman ini mengandung campuran bahan kimia yang sifanya merusak, terutama bagi orang-orang yang mengalami sakit kronis.
Menurut New York Times, angkatan pertama Coca-Cola dibuat pada tahun 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang apoteker, yang menggambarkan produk ini sebagai ‘tonik otak dan minuman kaum intelektual’. Resep asli coca meliputi kokain, tapi narkotika tersebut telah dibuang beberapa saat setelah pergantian abad, menurut juru bicara perusahaan.
Ya, asal-usul minuman soda dapat ditelusuri pada seorang apoteker yang ingin merangsang otak dengan menciptakan campuran yang berisi kokain. Namun meskipun kokain dibuang, masih banyak obat yang bisa mengaktifkan otak yang ada dalam minuman populer ini, seperti kafein, gula, dan penguat rasa. Apa bahaya bahan-bahan kimia seperti ini? Banyak. Mereka yang rutin minum soda harus mengkhawatirkan efek dari bahan kimia yang terkandung dalam minuman ini.
Semakin banyak minuman populer yang sarat dengan kafein. Rockstar, Red Bull, dan Mountain Dew semua dikenal bisa memberikan dorongan energi, dan bila dikonsumsi secara rutin, minuman ini juga menyebabkan ketergantungan kafein. Naik turunnya kafein bisa menyebabkan sakit kepala, insomnia, ketidakstabilan mood, dan nyeri. Kafein adalah stimulan otak, obat yang dapat menstimulasi otak dan kadang-kadang bahkan menyebabkan kematian.
Menurut berita terbaru, komisaris FDA, Margaret Hamburg, baru-baru ini mengatakan bahwa badan tersebut perlu lebih memahami peran stimulan (kafein) terutama pada anak-anak. Badan ini sedang menyelidiki keamanan minuman energi dan sejenisnya, didorong oleh laporan konsumen mengenai timbulnya penyakit dan kematian. FDA juga mengamati kafein dalam makanan karena banyak produsen menambahkan kafein pada permen, kacang-kacangan, dan makanan ringan lainnya dalam beberapa tahun terakhir.”
Semua ini dipicu oleh kematian putra Katie Stiner yang berusia 18 tahun dan sehat pada 27 Mei 2014. Penyebab kematian diketahui karena overdosis kafein ketika ia menelan kafein murni dalam bentuk bubuk. Meskipun jumlah kafein dalam sistem tubuh anak itu jauh melebihi jumlah kafein dalam konsumsi normal minuman berkafein, orang-orang yang rentan terhadap efek berbahaya dari bahan kimia ini, seperti mereka yang sedang sakit kronis, sebaiknya menghindarinya.
Bagaimana dengan gula dalam soda? Apakah gula termasuk obat? Tentu saja. Gula adalah salah satu obat asli yang hanya akan diberikan jika disertai resep, sebagaimana dicatat dalam Bittersweet: The Story of Sugar karya Peter Macinnis. Obat ini tidak hanya merangsang otak dan menyebabkan ketergantungan, tapi juga merugikan tubuh dengan cara lain.
Apakah ada orang yang meninggal karena overdosis gula? Ya, orang meninggal setiap hari akibat komplikasi yang disebabkan oleh diabetes, penyakit yang disebabkan oleh efek berbahaya dari lonjakan gula darah yang terlalu sering dan kadar gula darah yang selalu tinggi. Saat ini, masyarakat kita sangat dekat dengan gula; gula tersedia di setiap pasar di dunia, terkadang dalam produk soda.
Siapapun yang mengalami sakit harus ekstra hati-hati dan menghindari sesuatu yang mengandung gula karena gula menyebabkan peradangan dan peradangan menyebabkan rasa sakit. Itulah sebabnya salah satu kunci untuk sebuah pola makan anti-inflamasi adalah menghindari makanan bergula. Selain gula, soda mengandung bahan kimia lain yang kurang dikenal yang dapat menyebabkan rasa sakit, aspartam.
Selama bertahun-tahun, para peneliti telah melaporkan tentang potensi efek berbahaya dari aspartam, penambah rasa. Efek ini terutama terlihat pada sistem saraf, seperti sakit kepala, depresi, dan penglihatan kabur. Zat kimia ini dimaksudkan untuk merangsang selera tapi tampaknya bereaksi lebih dari itu pada beberapa orang. Aspartam bahkan bisa menyumbang rasa sakit yang menyiksa dengan memekakan sistem saraf pada beberapa orang.
Dengan semua bukti tentang potensi efek berbahaya yang disebabkan oleh bahan kimia yang terkandung dalam soda ini, mengapa masih banyak orang yang meminumnya? Kafein, gula, dan penguat rasa mungkin rasanya nikmat dan merangsang otak, tetapi juga mengandung risiko nyeri, penyakit, dan berpotensi menyebabkan kematian karena keracunan. Bukankah sudah waktunya untuk mengatakan “Tidak” pada soda dan “Ya” pada kesehatan Anda?