Studi: Bayi Sudah Mampu Mengenali Wajah Sejak Umur 4 Bulan
Penelitian ini akan menjawab rasa penasaran kita pada kemampuan bayi mengenali wajah, terutama wajah orang-orang di sekitarnya. Kemampuan unik manusia untuk mengenali wajah -proses yang terjadi di belahan kanan otak- terjadi jauh lebih awal dari yang diperkirakan para ilmuwan sebelumnya, menurut para peneliti dari University of Louvain di Perancis.
“Sama seperti kemampuan bahasa yang akan terganggu menyusul kerusakan pada belahan kiri otak, kerusakan pada belahan kanan dapat mengganggu kemampuan kita untuk membedakan wajah sehingga sangat penting untuk memahami bagaimana itu berkembang,” kata rekan penulis Bruno Rossion menjelaskan mengapa timnya sangat tertarik mengidentifikasi pada titik mana kemampuan pengenalan wajah ini berkembang.
Sebelumnya, para ilmuwan berpikir bahwa kemampuan untuk mempersepsikan wajah, yang membedakan kita dari primata non-manusia, berkembang saat anak-anak belajar membaca, tetapi studi dari Rossion dan rekan-rekannya ini -diterbitkan di jurnal eLife– menunjukkan bahwa kemampuan ini sudah “sangat berkembang” saat bayi berumur 4 bulan.
Studi lama melaporkan bahwa sejak lahir bayi tampaknya memiliki preferensi terhadap gambar yang menyerupai wajah dibandingkan gambar yang tidak menyerupai wajah, dan bahwa dalam beberapa bulan, bayi akan lebih cenderung memperhatikan wajah ketimbang pola-pola lain yang tak berarti. Namun, belum ada bukti sampai sekarang bahwa bayi memiliki sistem saraf yang memberi kemampuan untuk menempatkan wajah dalam kategori mereka yang berbeda.
“Orang tua dan wali sudah menyadari seberapa cepat otak bayi berkembang, tetapi sampai sekarang, mengumpulkan bukti-buktinya sulit karena keterbatasan metode yang digunakan,” kata Rossion.
Tim Louvain memantau aktivitas otak dari 15 bayi menggunakan topi yang dilengkapi dengan elektroda. Dalam percobaan ini, bayi-bayi tersebut ditunjukkan pada suksesi gambar yang cepat saat mereka duduk di pangkuan ibu mereka, yang terdiri atas 48 gambar wajah diselingi dengan 200 gambar binatang, tanaman, dan benda-benda buatan manusia. Setiap gambar hanya ditampilkan selama 166 milidetik dan gambar wajah bervariasi dalam perspektif, warna, pencahayaan dan latar belakangnya.
Lonjakan dalam aktivitas belahan kanan otak ketika bayi melihat wajah
Para peneliti menemukan bahwa ketika bayi melihat gambar wajah, ada lonjakan aktivitas di belahan kanan otak bayi. Menariknya, membandingkan hasil penelitian pada bayi ini dengan hasil penelitian yang sama yang dilakukan pada orang dewasa, perbedaan aktivitas antara belahan otak kanan dan kiri bahkan lebih jelas terjadi pada bayi.
Rossion menjelaskan bahwa manusia jauh mengungguli algoritma komputer ketika mengkategorikan gambar visual, “Mengingat besarnya sumber yang ditujukan untuk pengenalan wajah digital, kemampuan otak bayi tidaklah sepele. Keberhasilan metode penelitian pada bayi ini menunjukkan bahwa penelitian ini dapat digunakan dalam segala usia untuk meningkatkan pemahaman tentang bagaimana kita mengembangkan kemampuan untuk memahami gambar-gambar kompleks.”
Para penulis studi berpendapat bahwa wajah adalah suatu stimulus yang secara sosial penting dalam perkembangan manusia, yang membuatnya menjadi area studi yang ideal untuk memahami bagaimana kemampuan mengkategorikan benda secara visual berkembang.