Sehat Mana, Susu Almond atau Susu Kedelai?
Jika berbicara soal susu, pasti pikiran kita akan langsung tertuju pada susu sapi. Susu sapi memang kaya akan manfaat, tapi tak sedikit orang yang alergi dengannya. Alternatifnya, Anda bisa mencoba susu almond atau susu kedelai. Apa kelebihan dan kekurangan dua jenis susu ini? Berikut uraiannya untuk Anda.
Susu Almond
Susu almond dibuat dari almond bubuk dan rendah kalori dibandingkan susu lainnya (selama tidak diberi pemanis). Susu ini juga bebas kolesterol, lemak jenuh, dan secara alami bebas laktosa. Meskipun almond merupakan sumber protein yang baik, tidak demikian halnya dengan susu almond. Susu almond juga bukan sumber kalsium yang baik. Namun, banyak merek yang dijual di pasaran dilengkapi dengan kalsium serta vitamin D.
Tiga manfaat terbesar susu almond:
– Rendah kalori dan tidak mengandung lemak jenuh atau kolesterol
– Sumber vitamin A dan D
– Secara alami bebas laktosa
Kekurangan: Susu almond bukanlah sumber protein yang baik dan tidak mengandung kalsium (kecuali diperkaya), yang merupakan zat penting bagi orang-orang yang menderita osteoporosis. Orang-orang yang alergi terhadap kacang almond atau kacang harus menghindari susu almond.
Susu Kedelai
Sesuai namanya, susu ini terbuat dari kacang kedelai. Ini adalah susu alternatif yang populer untuk kalangan vegan dan orang-orang yang tidak toleran laktosa. Karena berasal dari tanaman, secara alami susu ini bebas kolesterol, rendah lemak jenuh, dan benar-benar tidak mengandung laktosa. Kedelai dan susu kedelai merupakan sumber protein, kalsium (jika diperkaya), dan kalium yang baik.
Tiga manfaat terbesar susu kedelai:
– Sumber protein, vitamin A, B12, vitamin D, dan potasium yang baik.
– Mengandung protein hampir sama banyaknya dengan susu sapi, namun lebih rendah kalori dibandingkan susu sapi dan sebanding dengan susu skim.
– Tidak mengandung kolesterol, yang berbahaya bagi mereka yang memiliki masalah jantung.
Kekurangan: Terlalu banyak kedelai dapat menjadi masalah bagi mereka yang memiliki penyakit tiroid atau masalah kesehatan lainnya. Sebuah studi di Harvard tahun 2008 menunjukkan bahwa asupan tinggi makanan berbasis kedelai dapat menyebabkan masalah kesuburan dan jumlah sperma rendah.