Rokok Elektrik Mengandung Karsinogen 10 Kali Lebih Banyak?
Akhir-akhir ini penggunaan rokok elektronik semakin meningkat seiring gencarnya usaha untuk memerangi rokok tembakau. Namun sebuah studi yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Jepang menemukan bahwa beberapa rokok elektronik mengandung karsinogen (agen penyebab kanker) 10 kali lebih banyak dari rokok tembakau tradisional. Beberapa merek bahkan ditemukan mengandung formalin dan asetaldehida.
Penelitian ini menjadi pukulan terbaru bagi industri rokok elektronik atau e-cigarette, yang diklaim oleh beberapa kalangan sebagai alternatif rokok tembakau yang bisa membantu perokok berhenti merokok karena uapnya akan mengurangi kecanduan pada nikotin.
Rokok elektrik adalah perangkat elektronik yang memanaskan cairan yang mengandung nikotin untuk menghasilkan uap yang dihirup perokok. Para peneliti di Institut Nasional Kesehatan Masyarakat Jepang menemukan bahwa beberapa merek rokok elektrik mengandung karsinogen tingkat tinggi, terutama pada panas tinggi.
“Panel ahli kami sekarang akan mencari tahu apa efek yang mungkin ditimbulkan zat-zat tersebut pada kesehatan pengguna rokok elektrik,” kata Hiroyuki Noda dari kementerian kesehatan inisiatif bebas tembakau, kepada Guardian.
Pada bulan Agustus 2014, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan larangan penggunaan rokok elektrik di dalam ruangan di tempat umum dan penjualannya pada anak di bawah umur karena risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkannya. Hmm, masih tertarik menggunakan rokok elektrik?