Hampir Setengah Pemuda Eropa Terkena Rabun Dekat
Kira-kira seperempat dari populasi umum di Eropa menderita rabun jauh. Tapi hampir setengah dari semua orang dewasa muda (antara usia 25 dan 29 tahun) di Eropa didiagnosis terkena rabun jauh. Ini adalah temuan studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di King’s College London. Hasil penelitian itu (meta-analisis dari 15 studi oleh para peneliti di European Eye Epidemiology Consortium) menunjukkan bahwa miopi kini menjadi lebih umum.
Ulasan menunjukkan bahwa pendidikan adalah salah satu penyebabnya. Dalam menganalisis data pada kemampuan melihat lebih dari 60.000 orang Eropa, peneliti menemukan mereka yang telah menamatkan pendidikan tinggi dua kali lipat lebih mungkin terkena rabun jauh dibandingkan mereka yang hanya lulusan sekolah dasar.
Banyaknya waktu yang dihabiskan untuk belajar dan menatap layar komputer setidaknya menjadi penyebab besar mewabahnya miopi di kalangan anak muda. Tapi sekolah tidak sepenuhnya menjelaskan temuan baru itu, kata para peneliti. Rabun jauh juga dipengaruhi oleh riwayat keluarga dan faktor lingkungan lainnya.
“Kami tahu miopi menjadi lebih umum di bagian-bagian tertentu dunia -hampir 8 dari 10 orang muda terkena rabun jauh di perkotaan Asia Timur- tapi sangat menarik untuk menemukan bahwa pola yang sama sedang terlihat di sini di Eropa,” ungkap penulis utama studi ini, Katie Williams, peneliti oftalmologi di King’sCollege London, dalam siaran pers.
“Hal ini memiliki implikasi besar pada beban masa depan dari penyakit mata ini, yang dapat mengancam penglihatan di usia yang lebih tua, terutama pada orang yang rabun jauhnya parah,” imbuhnya.
“Kami tidak sepenuhnya memahami alasan perubahan ini mengingat penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kenaikan pendidikan bukanlah satu-satunya penyebab,” kata penulis studi Chris Hammond, seorang profesor oftalmologi. “Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah perubahan tren dalam paparan outdoor, membaca, dan praktik pendidikan di masa kanak-kanak mempengaruhi perkembangan miopi.”
“Karena studi ini dilakukan pada orang dewasa, kami belum mengetahui dampak dari peningkatan pesat penggunaan komputer, tablet, dan ponsel baru-baru ini pada perkembangan penglihatan anak,” tambah Hammond.