Tentara, Senjata, dan Taktik Perang Romawi Kuno
Pada tahun-tahun awal ekspansi Romawi, warga negara Romawi diharuskan mengikuti wajib militer sesuai dengan kebutuhan yang ada. Setelah operasi militer selesai, mereka bisa kembali ke rumah masing-masing dan meneruskan pekerjaan mereka sebelumnya. Banyak tentara ditugaskan dalam beberapa operasi militer berturut-turut, meskipun sebagian besar kembali ke rumah setelah satu atau dua tahun.
Selama berdirinya Republik Romawi, tentara Romawi juga terdiri atas banyak tentara non-warga negara yang disebut auxilia (pasukan tambahan). Pasukan ini diambil dari wilayah yang bersekutu dengan Romawi dan terikat oleh perjanjian untuk menyediakan pasukan guna kepentingan perang Romawi. Hanya selama pemerintahan Augustus tentara digaji secara professional. Lamanya pengabdian di ketentaraan kekaisaran berkisar antara 16 hingga 28 tahun.
Legiun menjadi tulang punggung tentara. Setiap legiun terdiri atas sekitar 5.000 prajurit, atau legiuner, yang semuanya adalah warga negara Romawi. Tentara tambahan biasanya memiliki kemampuan khusus seperti bertempur dengan sling (pelempar proyektil), busur dan anak panah, atau kuda. Pada awal tahun 100 M, semua pasukan tambahan (dan keluarga mereka) diberikan kewarganegaraan Romawi ketika mereka pensiun dari ketentaraan. Pelindung kaisar, dibentuk pada masa pemerintahan Augustus, bertindak sebagai pengawal pribadi kaisar dan merupakan satu-satunya kelompok tentara yang ditempatkan di kota Roma.
Para legiuner adalah prajurit yang terlatih dan disiplin. Seorang legiuner dalam pasukan kekaisaran mengenakan baju besi untuk menutupi dada, perut, dan bahu. Ada beberapa jenis baju zirah, antara lain baju zirah yang disebut chain mail (cincin kecil dari logam yang dihubungkan bersama-sama) dan baju besi yang terbuat dari lembaran besi tipis yang dijalin di dalam bersama-sama menggunakan tali kulit. Di pinggang, legiuner mengenakan sabuk yang menggantungkan strip kulit bertatahkan logam. Strip ini berfungsi untuk melindungi selangkangan, di samping juga menciptakan suara berdenting yang menakutkan saat para legiuner berbaris, yang juga membantu untuk mengintimidasi musuh.
Seorang legiuner membawa perisai, dua lembing dengan kepala besi untuk dilempar, dan pedang pendek. Legiuner sering berbaris panjang dengan membawa semua perlengkapan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup, seperti alat untuk menggali (untuk membuat kamp di malam hari), panci, pakaian, dan ransum (makanan untuk masing-masing prajurit). Pada kaki mereka, para legiuner mengenakan sandal kulit militer khusus yang memiliki paku di bagian telapak kakinya untuk membantu mereka berjalan ribuan kilometer.