Profil Legenda Sepakbola: Michel Platini
Michel Platini adalah superstar global sejati pertama yang dimiliki Prancis. Prancis mungkin menganggap pemain terbaik mereka adalah Zinedine Zidane, tetapi sebelum eks manajer Real Madrid itu memukau dunia lewat sihirnya di lapangan hijau, Les Blues sudah memiliki seorang playmaker legendaris lain yang sangat berbakat – Michel Platini.
Disebut sangat berjasa dalam menjadikan Prancis sebagai negara adikuasa global dalam sepakbola, playmaker bertubuh kecil ini menjalani karier panjang dan penuh kesuksesan bagi klub dan negaranya. Beroperasi sebagai playmaker serang dengan nomor punggung 10, Platini sering menunjukkan performa terbaiknya dalam pertandingan-pertandingan terbesar dan krusial dengan mencetak sejumlah gol penting.
Sebagai peraih trofi Ballon d’Or 3 tahun berturut-turut (1983, 1984, 1985), pemain Prancis ini mencapai puncak kejayaannya ketika dia memimpin rekan-rekannya di tim nasional Prancis meraih gelar Piala Eropa pada tahun 1984.
Mencetak 9 gol yang luar biasa hanya dalam 5 pertandingan untuk Les Blues di Euro 1984, Platini bermain di negara asalnya dan menghibur publik lewat penampilannya yang menakjubkan. Dia begitu hebat hingga legenda sekelas bahkan Pele tidak bisa menahan diri untuk memujinya:
“Dia tidak banyak berlari seperti Cruyff dan tidak bergantung pada fisiknya, tetapi saya menyukai bagaimana dia mengatur berbagai hal di lapangan. Dia adalah pemain yang menggunakan kepalanya dalam arti yang lebih luas. Cara dia bersinar dengan Perancis dan Juventus dan kapasitasnya untuk melakukan tendangan bebas menjadikannya pemain sepak bola Eropa tahun 1980-an.”
Platini dianggap sebagai salah satu pemain Juventus terbaik sepanjang masa setelah membawa timnas Prancis meraih trofi internasional utama pertama mereka dan memenangkan gelar liga bersama Juventus dan St. Etienne. Setelah menjalani karir yang panjang, Platini akhirnya pensiun ketika dia masih berada di puncak karirnya pada tahun 1987.
Pengaruh Platini pada bangsanya mungkin bisa disimpulkan dengan kutipan Zidane berikut ini:
“Ketika aku masih kecil dan bermain dengan teman-temanku, aku selalu memilih menjadi Platini. Aku membiarkan teman-temanku memilih nama idola-idolaku yang lain di antara mereka.”
Betapapun korupnya Platini sebagai administrator sepakbola, tidak ada yang meragukan kelasnya sebagai seorang pesepakbola legendaris.