Sejarah Panjang Turki, dari Bangsa Het Hingga Ottoman
“Siapapun yang menguasai Konstantinopel adalah penguasa dunia.” Kata-kata ini diucapkan oleh Napoleon Bonaparte dari Perancis di akhir abad ke-17. Semasa Napoleon hidup, Konstantinopel adalah ibukota Kekaisaran Ottoman, pendahulu Turki modern. Tapi kerajaan besar Ottoman sudah lama hilang.
Konstantinopel, dikenal sejak tahun 1930 dengan nama Turkinya, Istanbul, tetap menjadi sebuah kota besar. Tapi Konstantinopel tidak lagi menjadi ibukota Turki, dan Turki modern tidak menunjukkan ketertarikan untuk mengendalikan nasib dunia.
Meski demikian, Turki tetap menjadi salah satu situs yang paling penting di dunia. Negara ini adalah pintu gerbang ke Asia Barat Daya, dan Turki mengontrol selat vital yang menghubungkan Laut Hitam dengan Mediterania.
Berada di antara Eropa dan Asia, wilayah yang sekarang dihuni Turki memegang peran penting sejak awal sejarah. Sekitar 1600 SM, salah satu peradaban paling awal di dunia, bangsa Het, berkembang di Anatolia, bagian dari Turki yang ada di Asia. Bangsa Het merupakan salah satu orang pertama yang mengolah besi dan menggunakan bentuk tulisan.
Kota legendaris Troy terletak di pantai Aegean Turki, dan di sepanjang pantai yang sama para tokoh jenius Yunani kuno berkembang. Wilayah ini telah menjadi medan pertempuran sejumlah kerajaan. Alexander Agung menjadikannya poros penaklukan besar. Bangsa Romawi, yang sudah menguasai sebagian besar Eropa, menjadikan Konstantinopel ibukota mereka di Timur.
Bangsa Turki pertama, di antaranya orang Seljuk, bermigrasi ke Turki dari luar Pegunungan Ural, memeluk agama Islam di sepanjang perjalanannya. Kerajaan Seljuk dikepung dari barat oleh Tentara Salib dan dari timur oleh tentara Mongol pimpinan Genghis Khan. Akhirnya, wilayah mereka jatuh ke bangsa Turki lainnya, Osmanli, atau Ottoman, nenek moyang dari orang Turki modern. Ottoman merebut Konstantinopel dan membangun sebuah kerajaan yang menjadi salah satu kekuatan besar dunia.
Namun seperti semua kerajaan, Ottoman juga menurun. Mereka kehilangan sebagian besar kekuasaannya di Eropa di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Ottoman juga kehilangan kekuasannya di Arab setelah kekalahannya dalam Perang Dunia I. Kekaisaran ini runtuh pada tahun 1923, dan kemudian lahirlah Republik Turki. Hari ini, Turki merupakan salah satu negara yang paling maju di Asia Barat Daya dan memiliki hubungan militer dan ekonomi yang kuat dengan Barat.