Media Jepang Sebut Film Assassination Sebagai Anti-Jepang
Sebuah surat kabar sayap kanan Jepang mengungkapkan bahwa film laris Korea Selatan tahun 2015, Assassination, adalah film anti-Jepang yang bisa merusak hubungan kedua negara. Sankei Shimbun menerbitkan sebuah editorial Sabtu lalu yang berbunyi, “Dalam film dan drama sejenis itu, setiap orang secara ringan menganggap masalah sentimen anti-Jepang sebagai sumber hiburan.”
“Mungkin mereka tidak menyadari bahwa hal itu mengganggu orang-orang Jepang dan menciptakan sikap negatif,” sambungnya.
Sankei Shimbun juga mencatat bahwa setiap tahun Korea Selatan selalu merilis film yang menggambarkan sejarah pendudukan Jepang yang sensitif, bertepatan dengan Hari Pembebasan pada 15 Agustus. “Namun di masa lalu, ada (film dengan) plot cinta yang damai dan persahabatan yang melampaui batas,” katanya.
Editorial itu juga menyebut bahwa Assassination yang dibintangi Jun Ji-hyun, Lee Jung-jae, dan Ha Jung-woo ini sebagai film yang menampilkan “para teroris selama era penjajahan Jepang yang menyanyikan nasionalisme anti-Jepang.”
Assassination berlatar belakang pada tahun 1933 di Shanghai dan Seoul, dan menceritakan kisah pejuang kemerdekaan Korea yang memiliki misi membunuh seorang pejabat Jepang. Film ini membukukan angka 8 juta penjualan tiket domestik dalam waktu tiga minggu setelah rilis. Hak distribusinya dijual ke 15 negara, termasuk Hong Kong, Myanmar, dan India.