Apa Binatang yang Paling Banyak Membunuh Manusia?
Jika Anda bertanya pada teman Anda tentang binatang yang paling mereka takuti, mungkin jawabannya adalah singa, macan, buaya, beruang, ular, dan sebagainya. Namun semua binatang tersebut bukanlah pembunuh nomor satu di dunia. Ada satu binatang yang sangat akrab di sekitar kita, yang ternyata telah membunuh banyak manusia di sepanjang sejarah. Binatang tersebut adalah nyamuk.
Mungkin tampak mustahil bagaimana sesuatu yang begitu kecil dapat membunuh begitu banyak orang, tapi itu benar. Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), gigitan nyamuk mengakibatkan kematian lebih dari satu juta orang setiap tahun. Sebagian besar kematian ini disebabkan oleh malaria. WHO memperkirakan bahwa antara 300 dan 500 juta kasus malaria terjadi setiap tahun -dan seorang anak meninggal akibat malaria setiap 30 detik.
Sebenarnya, bukan nyamuk itu sendiri yang membunuh manusia, melainkan parasit yang dibawa nyamuk. Tidak semua nyamuk membawa parasit malaria -hanya nyamuk betina dari genus Anopheles. Anda bisa menemukan Anopheles di seluruh dunia, kecuali Antartika. Nyamuk mentransmisikan malaria setelah menggigit orang yang terinfeksi dan kemudian menularkan parasit pada orang berikutnya yang digigitnya.
Malaria adalah penyakit yang menular melalui darah, yang berarti Anda tidak akan tertular dari kontak biasa dengan orang lain. Karena malaria ditularkan melalui darah, Anda bisa tertular dari transfusi atau jarum yang terkontaminasi. Tapi nyamuk tetap yang paling disalahkan atas penyebaran infeksi malaria.
Amerika Serikat tidak lagi menganggap malaria sebagai masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini hampir menghilang pada era 1950-an ketika Program Pemberantasan Malaria Nasional menerapkan program DDT (pestisida sintetis) untuk mengendalikan populasi nyamuk. Namun, program ini tak terlalu berhasil di seluruh dunia.
Negara dengan iklim sedang dan serangan nyamuk musiman mampu memberantas malaria. Tapi di negara-negara lain, resistensi terhadap insektisida dan obat-obatan, pemotongan dana, dan kurangnya partisipasi semua pihak membuat upaya pemberantasan jangka panjang menjadi tidak mungkin. Amerika Serikat masih melaporkan beberapa ratus kasus malaria per tahun, tapi kebanyakan kasus terjadi pada wisatawan yang kembali dari negara yang sarat malaria.
Saat ini, sebagian besar kematian akibat malaria terjadi di Afrika, selatan Sahara, di mana parasit malaria sangat umum. Siapapun dapat terkena malaria, tetapi orang yang paling mungkin menderita malaria serius atau fatal adalah mereka yang memiliki sedikit atau tanpa kekebalan -anak-anak, wanita hamil, atau musafir yang tinggal di daerah yang tidak memiliki malaria. Orang-orang dari masyarakat miskin dengan akses terbatas pada fasilitas kesehatan dan sumber air bersih -genangan air adalah sarang nyamuk utama- juga berisiko. Obat anti-malaria ada, tapi saat ini tidak ada vaksin malaria.
Negara yang terkena dampak kini cenderung melakukan pengendalian ketimbang pemberantasan malaria. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut kegiatan tersebut sebagai pengendalian vektor. Pengendalian vektor berarti upaya mengurangi kontak antara manusia dan pembawa penyakit dengan basis daerah per daerah. Tujuannya adalah untuk mengurangi populasi nyamuk parasit menggunakan insektisida kelambu yang digantungkan di atas tempat tidur orang, penyemprotan ruangan, dan kontrol larva (telur). Insektisida kelambu khususnya dapat memotong tingkat kematian sebesar 20 persen.
Selain malaria, nyamuk juga membawa virus Nil Barat (West Nile) dan demam berdarah. Nil Barat adalah penyakit yang dibawa nyamuk dari burung yang terinfeksi. Penyakit ini mempengaruhi sistem saraf dan, seperti malaria, bisa berakibat sangat fatal pada orang dengan sistem kekebalan yang menurun. Virus ini menyebar untuk pertama kalinya di Amerika Serikat bagian timur sekitar tahun 1999. Seperti malaria, cara terbaik untuk menghindari Nil Barat adalah dengan melindungi diri dari nyamuk. Nyamuk juga membawa demam berdarah, yang menyebabkan ruam, nyeri otot, serta nyeri sendi. Penyakit ini dapat berakibat fatal jika tidak diobati.