Mengenal Seluk-Beluk Amerika Latin
Amerika Latin adalah kawasan luas yang mencakup seluruh wilayah di belahan bumi barat di selatan Amerika Serikat. Wilayah ini terdiri atas Meksiko, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Kepulauan Karibia. Kawasan ini terbagi menjadi 52 unit politik, termasuk di antaranya 33 negara independen dan 19 dependensi. Brasil adalah negara terbesar di Amerika Latin, baik dari segi wilayah maupun populasi. Negara ini menempati sekitar dua-perlima dari luas Amerika Latin dan memiliki sekitar sepertiga dari total penduduknya.
Sebelum orang Eropa pertama tiba di Amerika Latin pada akhir abad ke-15, wilayah ini telah dihuni selama ribuan tahun oleh orang-orang yang sekarang disebut Amerindian, yang berarti Indian Amerika atau penduduk asli Amerika. Kelompok Indian seperti Aztec, Inca, dan Maya telah mengembangkan peradaban awal yang sangat maju di kawasan Amerika Latin dan mendirikan kota serta kerajaan pertama di sana.
Selama abad ke-16 dan 17, bangsa Eropa menaklukkan sebagian besar suku Indian dan mendirikan koloni-koloni. Segera setelah orang Eropa tiba, mereka mulai mengirim orang kulit hitam dari Afrika untuk dijadikan budak, terutama ke Kepulauan Karibia dan beberapa daerah pesisir daratan. Kekuasaan Eropa di Amerika Latin berlangsung sekitar 300 tahun. Ongkos kemanusiaan dan lingkungan dari kolonisasi ini sangat tinggi. Pemerintah Eropa mengambil sumber daya alam dari Amerika Latin dan memaksa orang Amerindian dan kemudian budak Afrika untuk bekerja pada mereka.
Amerika Latin memiliki warisan budaya yang kaya yang memadukan banyak pengaruh. Tidak seperti Eropa dan Amerika Serikat, Amerika Latin berkembang dari tahun 1400-an sebagai masyarakat campuran di mana orang Amerindian, Eropa, dan Afrika hidup berdampingan. Meskipun mereka berbeda, berbagai bangsa Amerika Latin bisa hidup dan bekerja sama selama ratusan tahun. Selama berabad-abad, orang kulit putih, Indian, dan orang kulit hitam melakukan perkawinan.
Pada abad ke-19 dan 20, imigran Asia, Arab, Prancis, Jerman, Italia, dan Yahudi turut menyumbangkan tradisi budaya mereka ke Amerika Latin. Saat ini, kebanyakan orang Amerika Latin adalah keturunan campuran. Kebanyakan mereka adalah keturunan Indian dengan kulit putih atau keturunan kulit hitam dengan kulit putih.
Orang-orang dari Amerika Latin berbagi banyak tradisi dan nilai-nilai yang muncul dari warisan kolonial bersama mereka. Mayoritas orang Amerika Latin berbicara dalam bahasa Spanyol, Portugis, atau Prancis, yang masing-masing dikembangkan dari Latin. Bahasa Inggris atau Belanda adalah bahasa resmi di beberapa daerah yang dijajah oleh Inggris atau Belanda. Para ilmuwan masih berbeda pendapat untuk memasukkan daerah tersebut sebagai bagian dari Amerika Latin.
Nama Amerika Latin berasal dari pertengahan abad ke-19, ketika orang Eropa dan Amerika Serikat telah memperluas pengaruh mereka di belahan dunia lain. Nama ini digunakan untuk membedakan bagian dari Amerika yang awalnya dihuni oleh orang Eropa yang menggunakan bahasa Romawi (dikembangkan dari bahasa Latin, meliputi bahasa Spanyol, Portugis, dan Perancis), dengan bagian dari Amerika yang dihuni oleh orang Anglo-Saxon Eropa yang berbicara dalam bahasa Inggris.
Pemerintah di Amerika Latin telah berubah sejak abad ke-19. Pada awal abad ke-19, banyak koloni Amerika Latin merdeka dan menjadi republik. Republik ini mendukung ide-ide demokrasi, namun dalam kenyataannya mereka cenderung menciptakan kembali sistem kolonial dalam bentuk baru. Para pemimpin republik baru itu tidak memiliki pengalaman dan kecakapan untuk menangani masalah-masalah sosial dan ekonomi yang serius. Di beberapa negara Amerika Latin, diktator militer merebut kekuasaan pemerintah. Negara-negara lain diperintah oleh segelintir keluarga kuat yang menggunakan posisi mereka untuk meningkatkan kekayaan pribadinya.
Selama awal dan pertengahan abad ke-20, protes anti-pemerintah dan revolusi berdarah terjadi di seluruh wilayah Amerika Latin. Pemimpin sipil dan militer mencoba untuk menciptakan stabilitas politik di wilayah tersebut. Namun dalam prosesnya, banyak pemimpin yang membatasi hak-hak sipil rakyat Amerika Latin. Meski demikian, pada awal tahun 2000-an, sebagian besar negara Amerika Latin telah mendirikan pemerintahan demokratis.
Cara hidup di Amerika Latin juga berubah. Hingga pertengahan abad ke-20, sebagian besar warga Amerika Latin tinggal di daerah pedesaan. Saat ini, sekitar 80 persen dari mereka tinggal di daerah perkotaan. Kesulitan hidup di pedesaan serta kesempatan kerja di daerah perkotaan yang semakin luas menyebabkan jutaan penduduk desa pindah ke kota-kota. Namun, banyak dari orang-orang ini tidak berpendidikan dan tidak terampil sehingga sulit mendapatkan pekerjaan yang mereka harapkan sebelumnya. Kemiskinan yang meluas, kelebihan penduduk, dan pola perubahan ekonomi berkontribusi pada kerusuhan politik dan sosial di Amerika Latin.