Sungai Nil Pada Masa Mesir Kuno
Peradaban Mesir kuno terletak di sepanjang lembah Sungai Nil. Sungai besar yang merupakan sungai terpanjang di dunia ini mengalir sepanjang 6.695 kilometer ke arah timur laut melalui Afrika. Aliran sungai dimulai di dekat khatulistiwa dan mengalir ke utara, melalui timur laut Afrika, hingga ke Laut Mediterania. Di dekat pantai Mediterania, aliran sungai terpecah ke banyak saluran membentuk Delta Nil. Sungai ini mengalir melalui Mesir kuno kurang lebih sepanjang 1.000 kilometer.
Tanah di pinggir sungai ini sangat subur dan hijau dengan tanaman berkat pasokan airnya yang melimpah. Pada zaman kuno, Lembah Nil juga kaya akan burung, hewan, dan ikan. Di luar jalur hijau ini terbentang padang pasir yang luas, dimana ada sedikit hujan dan beberapa tanaman bisa tumbuh. Orang Mesir menyebut tempat ini Deshret, yang berarti “Tanah Merah”.
Sebelum bendungan Sungai Nil dibangun di zaman modern, sungai ini kerap membanjiri lembah setiap musim panas. Hujan lebat di ujung selatan mengalirkan banyak air ke sungai. Hal ini menyebabkan peningkatan debit air di hilir sungai Nil di luar Mesir. Sebelum bendungan dibangun, Sungai Nil akan meluap pada bulan Juli, yang merendam tanah di kedua sisi sungai. Pada bulan September, air surut lagi.
Banjir meninggalkan lapisan kaya lumpur hitam yang dibawa turun dari dataran tinggi. Lumpur ini menciptakan lapisan tanah subur yang rata-rata luasnya sekitar 10 kilometer di setiap sisi sungai. Tanaman bisa tumbuh dengan baik disini, terutama di bawah sinar matahari musim dingin dan musim semi berikutnya.