Sekilas Tentang Energi Alternatif Biomassa, Gasohol, dan Etanol
Dunia terus mencari sumber-sumber energi terbaru demi kelanjutan kehidupan. Para ilmuwan dari departemen energi, industri, dan lembaga penelitian lain terus mencari cara untuk membangkitkan energi dari biomassa, yakni dari tanaman darat dan air, tanaman pertanian, pupuk, sampah, dan limbah. Mereka memanfaatkan perubahan panas dan kimia yang dihasilkan oleh bakteri (fermentasi) untuk mengubah bahan-bahan tersebut menjadi uap, bahan bakar cair, dan bahan bakar gas.
Hasil konversi biomassa yang cukup populer adalah gasohol, yakni bahan bakar yang merupakan campuran dari 90 persen bensin dan 10 persen alkohol. Sementara gula, jagung, gandum, kentang, limbah pertanian, dan bahan lainnya juga dapat difermentasi dan disuling untuk menghasilkan etanol atau etil alkohol.
Di Amerika Serikat, popularitas gasohol mulai naik saat krisis bahan bakar terjadi pada akhir 1970-an. Ketika jumlah bensin yang beredar banyak dan harganya turun pada awal tahun 1980, industri gasohol sempat tersendat. Gasohol kembali merajai pasar pada tahun 1990-an berkat insentif pajak, amandemen Clean Air Act, dan penurunan besar-besaran dalam biaya produksinya.
Etanol sekarang menjadi biofuel yang paling umum digunakan. Popularitasnya terus menanjak. Pada tahun 2009, produksi etanol AS mencapai 10,6 miliar galon (40,1 milyar liter). Ada 200 kilang yang beroperasi dan 16 lainnya sedang dibangun. Kilang tambahan akan menambah produksi 1,4 miliar galon etanol (5,3 miliar liter).
Undang-Undang Kebijakan Energi AS tahun 2005 menawarkan tolok ukur tertentu untuk meningkatkan produksi dan penggunaan etanol. Tapi para pegiat lingkungan memperingatkan bahwa produksi etanol dari jagung, switchgrass, kedelai, dan bunga matahari membutuhkan antara 29 dan 118 persen lebih banyak energi fosil daripada bahan bakar etanol yang dihasilkan. Selain itu, pembuatan etanol dari bahan makanan telah dikritik karena mengalihkan sumber daya yang sebenarnya dapat digunakan untuk membantu mengurangi kelaparan dunia.
Bantuan keuangan yang diberikan oleh pemerintah dapat mendorong produksi bahan bakar alkohol, terutama di tempat-tempat yang kaya akan bahan-bahan mentahnya. Brazil saat ini menjadi produsen etanol terbesar kedua di dunia berkat pasokan tebu domestiknya yang melimpah. Pada tahun 2008, produksi etanol Brazil mencapai 7 miliar galon (26,5 milyar liter).
Bersama Amerika Serikat, Brazil menyumbang hampir 90 persen dari total produksi etanol dunia pada tahun 2007. Kritikus memperingatkan bahwa perluasan perkebunan tebu skala besar di Brasil untuk kegiatan produksi etanol dapat membahayakan kelestarian hutan hujan di negara itu.
nice information…^_^
Thanks