Penerima Transplantasi Organ Rawan Terkena Kanker Kulit
Para peneliti dari John Hopkins University Bloomberg School of Medicine menemukan fakta bahwa orang yang menerima transplantasi organ lebih mungkin didiagnosis menderita melanoma -bentuk kanker kulit yang paling mematikan- dan biasanya setelah kanker telah menyebar.
Tim ini menganalisa data dari 139.991 penerima transplantasi organ kulit putih non-Hispanik yang merupakan bagian dari Transplant Cancer Match Study. Para peneliti mengidentifikasi 519 kasus melanoma di antara peserta ini, menilai faktor risiko untuk penyakit ini, dan membandingkannya dengan populasi umum. Mereka menemukan bahwa penerima transplantasi organ dua kali lebih mungkin mengembangkan melanoma dibandingkan dengan orang yang tidak menerima transplantasi organ.
Para peneliti juga menemukan bahwa pasien melanoma yang telah menjalani transplantasi organ memiliki risiko kematian tiga kali lebih besar daripada orang yang tidak menerima transplantasi, terlepas dari tahap mana melanoma didiagnosis.
Para ilmuwan berpendapat bahwa pengembangan melanoma tahap lanjutan di antara para penerima transplantasi organ dapat dihubungkan dengan penggunaan obat imunosupresif yang menghentikan fungsi sel T, yang merupakan jenis sel kekebalan tubuh. Mereka merekomendasikan agar pasien transplantasi diawasi secara ketat untuk melihat adanya tanda-tanda melanoma sebelum dan setelah menjalani transplantasi.