Kesehatan

Segala Hal Tentang Tanning, dari Mitos Hingga Risikonya

Loading...

Sampai munculnya spray tanning dan produk sunless tanning, frase “kulit tan sehat” sedikit mengandung kontradiksi. Tanning dengan radiasi ultraviolet (UV), entah itu berasal dari matahari atau dari indoor tanning bed, sangatlah berbahaya. Lalu mengapa setiap hari ada banyak orang yang antri ke salon tanning untuk mencoklatkan kulitnya?

TanningMemahami radiasi ultraviolet

Banyak mitos tentang tanning berasal dari kebingungan tentang efek dari berbagai jenis sinar UV. Radiasi ultraviolet adalah bagian dari spektrum cahaya yang mencapai bumi dari matahari. Panjang gelombang ini tidak terlihat dengan mata telanjang dan mencakup sinar UVA, UVB, dan UVC. Meski sinar UVC yang pendek diserap oleh lapisan ozon, sinar UVA (gelombang panjang) dan UVB (gelombang pendek) mampu menembus atmosfer.

Sinar UVA

Sinar UVA menyumbang sebagian besar dari radiasi UV yang mencapai bumi, dan kebanyakan tanning bed memancarkan sinar UVA. Meskipun kurang intens dibandingkan sinar UVB, sinar UVA bisa menembus kulit lebih dalam. Sinar ini mampu mencapai lapisan bawah epidermis di mana ia memicu sel yang disebut melanosit untuk memproduksi melanin. Pigmen coklat inilah yang membuat kulit coklat atau tan dan juga melindungi kulit agar tidak terbakar.

Orang-orang dengan kulit lebih gelap menghasilkan lebih banyak melanin dan sering tidak terbakar di bawah sinar matahari. Namun, hanya karena kulit seseorang tidak mudah terbakar bukan berarti kulitnya terlindungi dari kanker kulit.

Menurut Skin Cancer Foundation (SCF), UVA juga merusak sel-sel kulit yang disebut keratinosit, yang terletak di lapisan terdalam epidermis. Hal ini dapat menyebabkan pengembangan kanker kulit.

Sinar UVB

UVB adalah penyebab utama dari sebagian besar kulit terbakar atau kulit kemerahan. Sinar ini lebih intens selama musim atau waktu tertentu dalam satu hari. Misalnya, sinar UVB paling intens memancar pada pukul 10:00-04:00 selama musim semi, musim panas, dan musim gugur awal di negara-negara subtropis. Namun, sinar UVB dapat membakar atau merusak kulit setiap saat di sepanjang tahun.

Sempat beredar informasi yang bertentangan tentang efek berbahaya dari sinar UVA dan UVB; ilmuwan pernah percaya bahwa hanya sinar UVB yang lebih pendek yang menjadi perhatian. Namun, bukti baru menunjukkan bahwa sinar UVA bisa sama merusaknya pada kulit dan mata. Dengan merusak DNA sel kulit, baik UVA dan UVB meningkatkan risiko kanker kulit, katarak, dan penuaan kulit dini.

Risiko terkait tanning

Radiasi UV menyebabkan penuaan kulit dini dan meningkatkan risiko kulit terbakar. Namun jika Anda berkulit tan, ancaman itu mungkin kurang Anda perhatikan. Tak disangkal lagi, tanning bisa meningkatkan risiko kanker kulit, termasuk bentuk kanker yang jarang tetapi mematikan, melanoma. Kasus melanoma yang didiagnosis pada tahap yang lebih lanjut terus meningkat, dan peneliti percaya indoor tanning adalah penyebabnya

Loading...

Menurut American Academy of Dermatology (AAD), penggunaan tanning bed meningkatkan risiko terkena melanoma hingga 75 persen, dan risiko meningkat dalam setiap penggunaannya. Jumlah ini akan lebih tinggi bagi mereka yang mulai menggunakan tanning bed sebelum usia 35 tahun, meningkatkan risiko melanoma hingga 87 persen.

Kanker stadium lanjut ini mematikan. Menurut American Cancer Society (ACS), melanoma menyumbang 9.700 dari sekitar 13.000 kasus kematian akibat kanker kulit setiap tahun. Tingkat kelangsungan hidup akan lebih tinggi (sekitar 91 persen) dalam kasus di mana kanker belum termetastasis atau menyebar ke bagian lain dari tubuh; Namun, tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk metastasis regional dan metastasis jauh menurun masing-masing menjadi 62 dan 16 persen.

Non-melanoma, termasuk kanker sel basal dan skuamosa, terjadi baik pada permukaan kulit dan dalam lapisan terdalam epidermis. Kanker ini lebih umum, dan biasanya muncul di daerah yang sering terkena sinar matahari, seperti wajah, telinga, dan leher. Tidak seperti melanoma, kanker ini jarang menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Mitos tentang tanning dan paparan matahari

Beberapa orang berpikir bahwa terbakar sinar matahari di masa kecil adalah yang berbahaya. Jika Anda semasa kecil sering terbakar sinar matahari, mereka berpendapat, mengapa repot-repot untuk melindungi diri Anda sekarang? Kerusakan telah terjadi.

Namun yang perlu digarisbawahi, bahaya tanning berhubungan dengan dosis dan kumulatif, yaitu semakin sering Anda terpapar radiasi UV selama periode waktu tertentu, semakin tinggi risiko kanker Anda. U.S. Food and Drug Administration (FDA) dengan ketat mengatur penggunaan tanning bed.

Argumen lain menyatakan bahwa menggunakan tanning bed memberi Anda apa yang disebut dasaran tan yang memungkinkan Anda untuk menghindari sengatan matahari. Tapi penelitian menunjukkan bahwa setiap radiasi sifatnya berbahaya, entah sumbernya dari sinar UVA yang mencoklatkan kulit atau sinar UVB yang membakarnya.

Melindungi kulit Anda

Lalu, apa kesimpulan tentang tanning? Jangan lakukan. Hindari tanning bed dan tanning lamp, dan batasi paparan sinar matahari, terutama pada pukul 10:00-16:00 ketika sinar UVB paling intens memancar. Gunakan tabir surya berspektrum luas dengan sun protection factor (SPF) 30 atau lebih. Pakailah topi, kacamata hitam, dan pakaian pelindung saat berada di luar ruangan.

Jika Anda benar-benar ingin memiliki kulit kecoklatam, cobalah spray tan. Bahan kimianya, dihidroksiaseton (DHA), adalah bahan yang sama yang digunakan ketika Anda melakukan airbrush di salon atau mengaplikasikan semprotan di rumah. Karena DHA adalah aditif warna, kemanan agen telah ditinjau dan disetujui oleh FDA.

DHA juga digunakan dalam lotion sunless tanning, mousse, bronzer, dan pelembab. Entah Anda membelinya agak mahal di  konter kosmetik department store atau membelinya murah di toko obat biasa, itu semua terserah Anda. Yang pasti, sayangi kulit Anda mulai dari sekarang.

Loading...

Komentar Anda