7 Fakta Keren Tentang Stephen Hawking
Meski mungkin Anda tidak mengikuti perkembangan baru dalam ilmu fisika, Anda mungkin pernah mendengar nama fisikawan terkenal ini, Stephen Hawking. Ia mampu membawakan konsep fisika kompleksnya agar dapat diakses oleh publik dan menulis buku terlaris, A Brief History of Time. Bahkan jika Anda sudah familiar dengan karya-karya akademisnya, ada banyak hal menarik yang mungkin tidak Anda tahu tentang Hawking, dan berikut kami hadirkan fakta-fakta keren tentang ilmuwan satu ini.
1. Nilai sekolahnya biasa-biasa saja, bahkan buruk
Saat ini, kita tahu bahwa Hawking adalah ilmuwan brilian yang teori-teorinya sulit dipahami oleh orang-orang non-sains. Dan yang paling mengejutkan adalah fakta bahwa Hawking adalah seorang pemalas ketika masih duduk di bangku sekolah. Bahkan, ketika berusia 9 tahun, nilai-nilainya tergolong paling buruk di kelasnya. Dengan sedikit usaha, ia mengangkat nilai-nilainya sampai sekitar rata-rata, tapi tidak jauh lebih baik.
Meski demikian, sejak usia dini Hawking tertarik dengan cara kerja berbagai benda. Ia pernah berbicara tentang bagaimana ia membongkar jam dan radio. Namun, Hawking mengakui ia tidak pandai memasangnya kembali sehingga benda-benda itu tidak bisa bekerja lagi. Meskipun nilainya buruk, baik guru dan rekan-rekannya tampaknya memahami bahwa mereka memiliki calon orang jenius di antara mereka, dibuktikan dengan fakta bahwa julukannya adalah “Einstein.”
Masalah dengan nilai Hawking yang biasa-biasa saja berlanjut ketika ayahnya ingin mengirimnya ke Oxford, tapi tidak punya uang tanpa beasiswa. Untungnya, ketika tiba saatnya untuk ujian beasiswa, ia mendapat nilai bagus, mencatatkan nilai hampir sempurna pada ujian fisika.
2. Enggan dengan biologi
Stephen Hawking menyukai matematika sejak usia dini dan ia ingin mengambil jurusan itu. Namun ayahnya, Frank, memiliki keinginan yang berbeda. Ia berharap Hawking belajar kedokteran. Anehnya, meski minatnya pada sains besar, Hawking tidak menyukai biologi. Baginya biologi “terlalu eksak, terlalu deskriptif”. Ia lebih suka mengabdikan pikirannya pada konsep yang lebih jelas, lebih tepat.
Masalahnya, Oxford tidak memiliki jurusan matematika. Sebagai solusinya, Hawking kuliah di Oxford dan mengambil jurusan fisika. Ketika dihadapkan pada dua jalur: fisika partikel, yang mempelajari perilaku partikel subatomik, atau kosmologi, yang mempelajari alam semesta secara keseluruhan, ia memilih yang terakhir. Hawking memilih kosmologi meskipun pada saat itu ia mengatakan bidang ini “susah untuk diakui sebagai bidang yang sah.”
3. Ikut tim mendayung Oxford
Biografer Kristine Larsen menulis tentang bagaimana Hawking menghadapi isolasi dan ketidakbahagiaan selama tahun-tahun pertama atau lebih di Oxford, hal yang tampaknya menariknya untuk bergabung dengan tim dayung kampus. Bahkan sebelum didiagnosa dengan penyakit fisik yang melumpuhkan, Hawking tidak memiliki perawakan besar atau atletik. Namun, tim dayung merekrut orang-orang kecil seperti Hawking untuk menjadi coxswain -posisi yang tidak mendayung, melainkan mengontrol kemudi dan tingkat dayungan.
Karena dayung sangat penting dan kompetitif di Oxford, peran Hawking dalam tim membuatnya sangat populer. Ketika mengingat Hawking pada masa itu, salah satu rekan pendayungnya memanggilnya “tipe petualang.” Tapi karena popularitasnya di tim dayung, kebiasaan studinya mulai kacau. Disibukkan dengan latihan dayung selama enam hari seminggu, Hawking mulai mencari jalan pintas yang paling mudah dan paling cepat dalam studinya serta menggunakan “analisis kreatif untuk membuat laporan laboratorium.”
4. Hanya punya harapan hidup beberapa tahun di usia 21 tahun
Sebagai mahasiswa pascasarjana, Hawking secara bertahap mulai menunjukkan gejala kejanggalan fisik. Keluarganya khawatir ketika ia berada di rumah selama liburan Natal dan mereka bersikeras agar ia mengunjungi dokter. Namun, sebelum menemui spesialis, Hawking menghadiri pesta tahun baru di mana ia bertemu dengan calon istrinya, Jane Wilde. Jane ingat bagaimana ia tertarik dengan selera humor dan kepribadian mandiri Hawking.
Hawking masuk usia 21 tahun seminggu kemudian, dan tak lama setelahnya ia masuk rumah sakit dan menjalani tes selama dua minggu untuk mencari tahu apa yang salah dengannya. Ia kemudian didiagnosis menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS), juga dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig, penyakit neurologis yang menyebabkan pasien kehilangan kontrol voluntary muscle (otot yang geraknya dapat dikontrol). Hawking diberitahu bahwa ia mungkin hanya memiliki beberapa tahun untuk hidup.
Hawking ingat betapa ia shock dan bertanya-tanya mengapa hal ini terjadi padanya. Namun, melihat seorang anak leukemia yang sekarat di rumah sakit membuatnya sadar bahwa ada orang lain yang lebih parah darinya. Hawking menjadi lebih optimis dan mulai memacari Jane. Mereka segera bertunangan, dan Hawking menyebut pertunangan mereka sebagai hal yang memberinya “sesuatu untuk hidup.”
5. Membantu menciptakan teori alam semesta yang tak terbatas
Salah satu prestasi besar Hawking (bersama Jim Hartle) adalah teori bahwa alam semesta tidak memiliki batas. Pada tahun 1983, dalam upaya untuk memahami sifat dan bentuk alam semesta, Hawking dan Hartle menggabungkan konsep mekanika kuantum (studi tentang perilaku partikel mikroskopis) dengan relativitas umum (teori Einstein tentang gravitasi dan bagaimana massa melengkungkan ruang) untuk menunjukkan bahwa alam semesta adalah entitas yang terkandung dan tidak memiliki batas.
Untuk mengonseptualisasikannya, Hawking meminta orang untuk membayangkan alam semesta seperti permukaan bumi. Sebagai sebuah bola, Anda dapat pergi ke segala arah di permukaan bumi tanpa pernah mencapai sudut, tepi, atau batas di mana bumi dapat dikatakan “berakhir.” Namun, salah satu perbedaan utamanya adalah bahwa permukaan bumi dua dimensi (meskipun bumi itu sendiri adalah tiga dimensi, permukaannya dua dimensi), sementara alam semesta adalah empat dimensi.
Hawking menjelaskan bahwa ruang-waktu seperti garis lintang di dunia. Dimulai dari Kutub Utara (awal alam semesta) hingga ke selatan, lingkaran di khatulistiwa semakin besar, dan sampai di luar khatulistiwa ia semakin kecil. Ini berarti bahwa alam semesta terbatas dalam ruang-waktu dan akan kembali runtuh akhirnya, namun, setidaknya dalam waktu 20 miliar tahun. Apakah ini berarti waktu itu sendiri akan berjalan mundur? Hawking bergulat dengan pertanyaan ini, tetapi ia memutuskan tidak ada, karena tidak ada alasan untuk percaya bahwa tren alam semesta dari energi tertata ke energi tidak tertata akan membalik.
6. Penulis buku anak-anak
Salah satu aspek yang paling tak terduga dari sosok Stephen Hawking adalah bahwa ia adalah penulis buku anak-anak. Pada tahun 2007, Stephen dan putrinya, Lucy Hawking, berkolaborasi untuk menulis George’s Secret Key to the Universe. Buku ini adalah cerita fiksi tentang seorang anak, George, yang memberontak terhadap keengganan orang tuanya pada teknologi. Ia mulai berteman dengan tetangganya, salah satunya adalah seorang ahli fisika yang memiliki sebuah komputer. Ternyata komputer itu merupakan yang paling kuat di dunia, yang memiliki portal untuk melihat dan masuk ke luar angkasa.
Tentu saja, banyak bagian dari buku ini dimaksudkan untuk menjelaskan konsep-konsep ilmiah yang berat, seperti black hole dan asal usul kehidupan, untuk anak-anak. Dalam konteks ini, sangat jelas mengapa Hawking -yang selalu berusaha untuk membuat karyanya lebih mudah diakses orang- ingin menulis buku tersebut. Buku ini ditulis untuk menjadi buku pertama dari trilogi yang akan meneruskan petualangan George. Buku berikutnya dalam seri ini dirilis pada tahun 2009 dan berjudul George’s Cosmic Treasure Hunt.
7. Percaya kemungkinan adanya alien
Mempelajari semua karya Hawking dalam kosmologi, orang semakin tertarik dengan pendapatnya tentang kemungkinan adanya kehidupan asing. Dalam perayaan ulang tahun NASA ke-50 pada tahun 2008, Hawking diundang untuk berbicara. Ia menyatakan bahwa, mengingat luasnya alam semesta, kehidupan asing primitif dan/atau kehidupan cerdas lainnya kemungkinan ada di luar sana.
“Kehidupan primitif sangat umum,” kata Hawking, “dan kehidupan cerdas sangat jarang.” Tentu saja, ia juga melemparkan humor khas yang tajam, “Beberapa orang akan mengatakan itu belum terjadi di bumi.”. Ia melanjutkan bahwa manusia harus mewaspadai paparan terhadap alien karena kehidupan alien mungkin tidak berbasis DNA dan kita tidak akan memiliki ketahanan terhadap penyakit yang ditimbulkannya.
Hawking pernah membuat tayangan tentang kemungkinan adanya alien berjudul Into the Universe with Stephen Hawking di Discovery Channel. Dalam tayangan itu, ia menjelaskan bahwa alien mungkin menggunakan sumber daya planet mereka sendiri dan “menjadi pengembara yang ingin menaklukkan dan mengkolonisasi planet apapun yang bisa mereka capai.” Atau, mereka bisa membuat sebuah sistem cermin untuk memfokuskan semua energi matahari di satu daerah, menciptakan lubang cacing -lubang untuk melakukan perjalanan melalui ruang-waktu.
Sebenernya saya baru tau soal dia yang katanya punya harapan hidup beberapa tahun, tapi kenyataannya sampai sekarang dia udah lebih dari 30 tahun tetep saja ya hidup….
Berarti hal yang dapat disimpulkan bahwasanya perkiraan umur dari dokter itu gak selalu tepat.