Badak, Kendaraan Lapis Baja Pindad Terbaru Saingan Anoa
Pabrik pembuatan senjata dan sistem angkatan darat milik negara, PT Pindad, optimis bahwa jenis terbaru dari kendaraan lapis baja ringan, yang disebut Badak, bisa juga dipasarkan di masa depan untuk negara-negara lain, khususnya di Asia Tenggara.
The Badak (6×6), yang saat ini sedang dipamerkan dalam Indo Defence 2014 di Jakarta, merupakan proyek patungan dengan Cockerill Maintenance & Ingenierie SA Defence (CMI) yang berbasis di Belgia.
Badak dilengkapi dengan turret Cockerill 90P (90 milimeter) buatan lokal yang dikembangkan oleh CMI. Nama badak diberikan secara spontan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika ia memeriksa kendaraan itu pada pameran pada hari Rabu. Badak merupakan modifikasi dari kendaraan lapis baja ringan buatan Pindad sebelumnya, Anoa, yang juga mengambil spesies asli dari pulau Sulawesi.
“Tentu saja target utama kami adalah TNI sebagai pengguna (untuk Badak). Seperti Anoa, kami optimis Badak juga bisa menarik pelanggan asing, dari Asia Tenggara misalnya,” kata Edy Purwanto, wakil presiden Pindad yang bertanggung jawab atas Kendaraan Khusus.
Sementara itu, Wakil presiden CMI, James Caudle, mengatakan pihaknya optimistis kerjasama dengan Pindad bisa membantu mengembangkan usahanya di wilayah tersebut.
“CMI mengerti dan menerima tujuan strategis pemerintah Indonesia dalam hal ketahanan dan pertahanan. Kami mencari kemitraan jangka panjang dengan Pindad, yang diharapkan akan mampu menghasilkan, mendesain, memodifikasi, dan memelihara sistem senjata yang kompleks,” katanya.
Caudle menambahkan bahwa CMI telah mengintegrasikan Pindad ke dalam jaringan pasokan global, di mana perusahaan milik negara ini akan menjadi basis produksi turret CMI untuk pasar global. CMI, di sisi lain, akan membantu Pindad menjual produknya di pasar dunia.
Edy mengatakan CMI telah berkomitmen untuk mentransfer teknologi dan keahlian untuk Pindad sebagaimana diamanatkan oleh UU Industri Pertahanan 2012.
“Pindad juga telah diamanatkan oleh undang-undang untuk membantu TNI memenuhi 2.024 Minimum Essential Forces (MEF). Badak adalah bagian dari upaya itu,” katanya.
40 persen komponen Badak diharapkan merupakan buatan dalam negeri. Produksi direncanakan dimulai tahun depan. Sedangkan Anoa adalah salah satu produk Pindad yang telah berhasil menarik pembeli internasional.
“Kami memiliki kesepakatan dengan Malaysia, yang ingin membeli 32 kendaraan Anoa. Puluhan Anoa juga telah ada di Lebanon untuk mendukung misi PBB,” kata Edy.
Anoa pertama kali diperkenalkan pada tahun 2008. Pindad telah membangun sekitar 150 Anoa untuk Angkatan Darat Indonesia. Brunei Darussallam dilaporkan memesan 15 kendaraan, sementara Timor Leste membeli empat. Beberapa negara di Timur Tengah juga merupakan pelanggan ekspor yang potensial.
Namun, kesepakatan dengan Malaysia yang dibuat pada tahun 2012 saat ini terhenti karena pemerintah Malaysia menyatakan ingin membayar beberapa Anoa dengan produk-produk Malaysia, bukan dalam bentuk tunai, kata Edy. Spekulasi tersebar luas bahwa Malaysia ingin memperdagangkan beberapa Anoa dengan sedan buatan Malaysia, Proton.