Profil dan Sejarah Negara Madagaskar
Republik Madagaskar adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di Samudera Hindia di lepas pantai tenggara Afrika. Madagaskar adalah pulau terbesar keempat di dunia, setelah Greenland, Papua, dan Kalimantan. Penduduknya, yang disebut Malagasi, telah mengembangkan campuran unik dari budaya Asia dan Afrika. Sebagai bekas koloni Perancis, Madagaskar merdeka pada tahun 1960.
Penduduk
Beberapa penghuni awal Madagaskar berasal dari wilayah Indonesia. Yang lain adalah orang Afrika kulit hitam yang melintasi Selat Mozambik dari daratan Afrika. Keturunan dari para pemukim Indonesia, yang dikenal sebagai Merina, pernah menguasai sebagian besar Madagaskar. Hari ini, orang Merina umumnya hidup di pedalaman dekat ibukota, Antananarivo. Mereka kalah jumlah dibandingkan berbagai kelompok keturunan orang kulit hitam Afrika, yang tinggal sebagian besar di sepanjang pantai.
Ada konflik antara orang Merina dan keturunan kulit hitam Afrika. Namun, kedua kelompok telah berbaur melalui perkawinan selama beberapa generasi. Selama berabad-abad mereka telah mengembangkan bahasa dan budaya yang sama.
Bahasa dan Agama
Bahasa Malagasi, bahasa yang mirip bahasa Indonesia, dituturkan di seluruh negeri. Bahasa Malagasi, Perancis, dan Inggris adalah tiga bahasa resmi. Lebih dari setengah penduduk menganut keyakinan agama tradisional yang didasarkan pada pemujaan leluhur. Sekitar 40 persennya adalah pemeluk Kristen, dan 5 persen lainnya pemeluk Islam.
Cara Hidup
Di kota-kota kecil dan kota-kota besar, orang tinggal di rumah dari batu, semen, atau bata yang biasanya memiliki atap runcing seperti di Indonesia. Rumah di pedesaan terbuat dari kayu atau lumpur dan biasanya memiliki dua atau tiga lantai. Sebagian besar keluarga pedesaan hidup dalam rumah loteng di atas tempat penyimpanan hewan mereka.
Pakaian tradisional yang dikenakan oleh pria dan wanita Malagasi adalah lamba, syal putih besar yang biasanya terbuat dari kain muslin yang tidak diputihkan. Para penduduk kota kadang-kadang memakai lamba di atas pakaian bergaya Eropa.
Wilayah
Madagaskar merupakan sebuah pulau yang kontras. Di sepanjang pantai timur dan barat dan di utara, tanahnya subur. Suhunya hangat. Curah hujan tahunan terbesar terjadi di utara dan di sepanjang pantai timur. Hujan sedikit turun di pedalaman pegunungan yang sejuk, dan di selatan panas dan kering. Jantung dari pedalaman adalah dataran tinggi tengah yang padat penduduk di sekitar Antananarivo. Banyak pohon-pohon sudah ditebang, dan tanah terkikis parah. Titik tertinggi di negara ini adalah Gunung Maromokotro di utara, yang memiliki tinggi 2.876 meter.
Ekonomi
Ekonomi Madagaskar didasarkan terutama pada pertanian. Sebagian besar orang mencari nafkah sebagai petani subsisten, yang menanam tanaman pangan untuk mereka gunakan sendiri pada lahan kecil, atau sebagai penggembala hewan. Peternakan sapi penting di selatan yang jarang penduduknya.
Kopi, tebu, kacang vanili, tembakau, sisal (serat yang digunakan dalam pembuatan kabel dan benang), cengkeh, dan kapas, ditanam di perkebunan besar, yang merupakan tanaman komersial terkemuka. Padi adalah tanaman pangan yang paling penting, tetapi beberapa harus diimpor untuk memenuhi kebutuhan negara. Tekstil, bahan kimia, dan semen juga diproduksi di negara ini. Pariwisata juga semakin vital bagi Madagaskar.
Kota-kota Besar
Antananarivo, ibukota dan kota terbesar di Madagaskar, juga merupakan ibukota kerajaan Merina. Sebuah jalur kereta api menghubungkannya dengan Toamasina, kota pelabuhan utama di negara itu.
Pemerintah
Konstitusi terbaru Madagaskar (2010) menyatakan presiden dipilih untuk masa jabatan lima tahun. Hukum dibuat oleh legislatif bikameral, yang terdiri atas Majelis Nasional dan Senat. Anggotanya memiliki masa jabatan 4 tahun. Pengadilan tertinggi Madagaskar terdiri atas 11 anggota Mahkamah Agung.
Sejarah
Malagasi telah mengembangkan bahasa khas mereka pada saat pedagang Arab mulai mengunjungi daerah ini tahun di 900-an. Orang Eropa pertama kali melihat Madagaskar pada awal tahun 1500-an. Orang Perancis mendirikan pemukiman permanen di pertengahan tahun 1600-an.
Setelah tahun 1780-an, kerajaan Merina yang kuat mampu menyatukan hampir semua wilayah pulau. Selama periode ini, Inggris dan Prancis sedang bersaing untuk menguasai Samudera Hindia. Pada awalnya, para misionaris dan pedagang Eropa disambut, tetapi kemudian penguasa Merina seringkali mencoba untuk mengusir mereka dari pulau. Persaingan orang Eropa untuk merebut Madagaskar berakhir pada tahun 1885, ketika Inggris mengakui protektorat Perancis atas pulau itu. Pada tahun 1896, Madagaskar menjadi koloni Perancis.
Madagaskar mendapat kemerdekaan penuh pada tahun 1960 sebagai Republik Malagasi. Presiden pertama, Philibert Tsiranana, menjabat sampai tahun 1972, ketika ia terpaksa mengundurkan diri setelah terjadi kerusuhan sosial. Pemerintah kemudian dipimpin oleh serangkaian perwira militer. Pada tahun 1975, nama negara diubah menjadi Madagaskar, dan Didier Ratsiraka terpilih sebagai presiden. Di tahun 1992, Madagaskar mengadopsi konstitusi multipartai yang membatasi kekuasaan presiden dan menciptakan dewan legislatif dua rumah.
Menelisik islam di negara pulau managaskar