Ragam

Legenda Kupu-kupu Masyarakat Asli Amerika

Loading...

Beberapa suku dalam kebudayaan asli Amerika percaya bahwa kupu-kupu dapat membawa keinginan seseorang pada Roh Agung. Mereka menangkap kupu-kupu, membisikkan keinginannya pada hewan ini, lalu melepaskannya ke langit. Mereka meyakini bahwa semua keinginannya akan dikabulkan sebagai rasa syukur atas kebebasan makhluk lembut ini.

Kisah suku asli Amerika lainnya adalah tentang bayi yang menolak untuk berjalan. Dalam rangka mengajarkan bayi untuk berjalan dengan kedua kakinya, dua genggam kerikil dilemparkan ke udara, dan kemudian kerikil itu berubah menjadi kupu-kupu berwarna indah. Para bayi sangat girang dan mereka mulai melompat dan mengejar kupu-kupu.

tarian kupu-kupu

Loading...

Beberapa orang percaya bahwa Tarian Fancy Shawl (tarian dengan selendang berwarna-warni), seperti yang diperagakan dalam upacara Powwow, diyakini diturunkan dari ‘tarian kupu-kupu’. Tarian ini berkisah tentang kupu-kupu muda yang pasangannya tewas dalam pertempuran. Setelah melepaskan sayapnya yang indah, ia membungkus dirinya sendiri dalam kepompong dan mengisolasi pondoknya. Keluarga dan teman-temannya mampir untuk menghiburnya, tapi ia tetap tenggelam dalam kesedihan. Tidak ingin menjadi beban bagi sukunya, ia mengambil kembali sayapnya berserta gulungan obat-obatan dan melakukan perjalanan jauh.

Saat ia melintasi lapangan dan sungai, ia melangkah ringan di atas bebatuan, sambil pandangannya tetap tertunduk. Saat itulah ia melihat sebuah batu yang indah dan hatinya yang berduka sembuh seketika. Dipenuhi dengan rasa syukur atas kehidupan baru yang penuh sukacita dan pembaharuan, ia menyingkirkan kepompong yang membungkus sayapnya dan mulai menari dengan gembira.

Ketika ia tiba kembali ke sukunya, ia menceritakan kepada mereka tentang perjalanan dan penyembuhan yang ia temukan. Dalam perayaan, seluruh anggota suku menari untuk merayakan awal kehidupan yang baru. Sampai saat ini, tarian kupu-kupu dilakukan dengan menggunakan selendang cerah berwarna-warni menghiasi tubuh sang penari.

Loading...

Komentar Anda